masukkan script iklan disini
PKR Humbahas, Selasa 16 September 2025
Menyusul pemberitaan PKR tanggal 15 September 2025 dengan judul "Mirisnya Distribusi Pupuk Subsidi di Kabupaten Humbang Hasundutan",
kini muncul sikap arogan dari salah satu distributor pupuk subsidi yang enggan bertemu langsung dengan wartawan.
Dalam laporan sebelumnya, diberitakan bahwa stok pupuk subsidi terendam air hujan lebat yang berpotensi menyebabkan penyusutan dan penurunan kadar pupuk. Wartawan PKR yang melakukan pemeriksaan di salah satu kios di Kecamatan Pollung menemukan fakta mengkhawatirkan: hampir 60% pupuk dalam kondisi membeku.
Setelah berita tersebut dimuat, distributor berinisial EEN langsung menghubungi wartawan melalui telepon seluler. Namun, alih-alih memberikan klarifikasi konstruktif, distributor tersebut justru bersikap kasar dengan menyebut wartawan "goblok."
Lebih mengejutkan lagi, distributor ini dengan arogannya mengklaim bahwa supirnya juga berprofesi sebagai wartawan. Sikap ini menunjukkan ketidakseriusan dalam menangani permasalahan distribusi pupuk subsidi yang vital bagi petani.
Kondisi pupuk yang rusak akibat terendam air hujan tentu mengkhawatirkan, mengingat pupuk subsidi merupakan satu-satunya bantuan pemerintah untuk mendukung produktivitas pertanian masyarakat. Kerusakan pupuk akan berdampak langsung pada hasil panen petani yang sudah mengandalkan input produksi ini.
Mengacu pada UU Pasal 7 Tahun 1955 tentang Pengusutan dan Penuntutan Tindak Pidana Ekonomi, aparat penegak hukum diminta untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap penyaluran pupuk subsidi di wilayah kerja distributor tersebut.
Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk memastikan:
- Kondisi dan kualitas pupuk yang didistribusikan
- Mekanisme penyimpanan yang sesuai standar
- Transparansi dalam proses distribusi
- Pertanggungjawaban distributor terhadap kualitas produk
Masyarakat petani berharap pemerintah dapat segera menindaklanjuti permasalahan ini agar distribusi pupuk subsidi dapat berjalan sesuai dengan tujuan semula: membantu meningkatkan produktivitas pertanian rakyat.
(MB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar