GOTAS ADAKAN DISKUSI ONLINE REFLEKSI AKHIR TAHUN




Tanjungbalai - (Generasi Negarawan Indonesia) 

Di penghujung tahun 2021, GOTAS (Gerakan Orang Tanjungbalai Asahan Sekitar) bersama KNTI, SMAT dan PEMTA mengadakan Diskusi Online Refleksi Akhir Tahun 2021 yang bertepatan dengan bertambahnya usia Kota Tanjungbalai ke-401, Jumat,  (31/12) malam. Adapun yang menjadi Nara sumber dalam diskusi tersebut adalah Walikota Tanjungbalai H. Waris Thalib,  S Ag,   Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,  M. Riza Damanik,  Phd,  Guru Besar USU Prof. Dr.  Iskandar Muda Damanik,  dan Ketua Dewan Koperasi Wilayah Daerah  Istimewa Yogyakarta,  Ir.  Syahbenol Hasibuan. Refleksi ini merupakan momen untuk merenungkan dan memikirkan ulang apa dan seperti apa sebenarnya harapan masyarakat Kota Tanjungbalai yang berada diperantauan dari beragam perspektif. 

Plt. Walikota, H. Waris Thalib, S. Ag. MM memaparkan beragam tantangan yang tengah ia hadapi di masa-masa awal kepemimpinannya seperti infrastruktur yang buruk, kapasitas birokrasi yang minim, layanan kesehatan seperti rumah sakit dan air bersih yang masih menjadi masalah dari tahun ketahun, sampai gambaran ekonomi yang suram akibat pandemi Covid-19. Beberapa resep telah dan tengah diimplementasikan di bawah kepemimpinan beliau termasuk menempatkan Sumber Daya Manusia terutama Aparat Sipil Negara yang ada.


Namun, ekonomi Kota Tanjungbalai masih dominan ditopang oleh sektor-sektor pertanian dan kelautan yang mampu menyediakan banyak lapangan kerja bagi warga yang pada saat bersamaan belum mampu menghasilkan pendapatan yang layak, seperti yang dipaparkan oleh Guru Besar USU, Prof. Dr. Iskandar Muda. Diversifikasi pekerjaan ke sektor-sektor jasa dan non-ekstraktif seharusnya menjadi alternatif dan fokus pemerintah kota dalam meningkatkan pertumbuhan dengan konektivitas hubungan internasional yang selama ini telah terbangun. 

Untuk itu, peran pemuda menjadi tak tergantikan jika pemerintah ingin bangkit. Sekitar 36 persen penduduk kota Tanjungbalai didominasi oleh warga yang berusia 10-29 tahun dimana jumlahnya mencapai 60 ribu jiwa dari total penduduk 176 ribu jiwa. Potensi ini harus dikelola dengan baik oleh pemerintah kota, katanya. 
Pemerintah seharusnya menyediakan ruang-ruang kolaboratif dengan anak muda, mendorong anak muda bersekolah ke jenjang pendidikan setinggi-tingginya baik di dalam maupun luar negeri sehingga mereka mampu mengasah bakat dan dapat berkontribusi bagi pengembangan dan pertumbuhan kota sebagai tempat kelahiran, ucap Alhafiz Atsari, merupakan salah seorang pemuda Kota Tanjungbalai yang menyelesaikan studi di Inggris.

Di usia Kota Tanjungbalai yang tak lagi muda itu, tantangan terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan tata kelola kota yang buruk seharusnya tak perlu dibicarakan lagi. Namun, kegagalan keempat pilar tersebut tak semestinya dibebankan kepada Plt Walikota semata. Kita harus bergotong royong dan bersama-sama dengan memberikan ide,  saran serta pandangan terhadap pengalaman bagi kota dan pemerintahan saat ini. Peran-peran putra dan putri Anak Asahan dan Tanjungbalai yang telah sukses berkarir di luar kota dapat dirangkul dan dijadikan referensi terbaik dalam memperbaiki dan menata kehidupan sosial dan ekonomi, seperti yang disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, M. Riza Damanik, PhD. 

Tak hanya itu, kota yang sejahtera adalah kota yang digerakkan oleh sumber daya manusia seperti Aparat Sipil Negara yang cakep,handal dan tak dilahirkan dari cara-cara korupsi, kolusi dan nepotisme, katanya.

Sedangkan menurut Ir. Syahbenol Hasibuan, salah seorang warga Tanjungbalai yang telah menduduki jabatan pemerintahan tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menaruhkan harapan besar bagi pemerintah kota untuk memperbaiki pola penerimaan birokrasi yang transparan dan akuntabel demi melahirkan birokrat-birokrat yang mampu sebagai pelayan dan siap melayani warga. 
Sementara itu H. Fadly Yasser,  MA yang juga warga Tanjungbalai yang merupakan Aktivis Nahdhatul Ulama di Jakarta turut memberikan masukan dan tanggapan bahwa Waris Thalib yang selaku Plt Walikota Tanjungbalai harus ditetapkan sebagai Walikota Tanjungbalai sehingga lebih mudah membuat berbagai kebijakan dan terobosan demi Kemajuan Kota Tanjungbalai kedepan, tuturnya. 

Oleh sebab itu, diskusi online refleksi yang diselenggarakan oleh GOTAS sebagai wadah dan pemersatu anak anak perantau asal Asahan dan Tanjungbalai yang berada diluar kota diharapkan menjadi jembatan untuk menghubungkan Pemerintah Kota, warga, dan putra-putri terbaik yang berasal dari Asahan dan Kota Tanjungbalai untuk menyumbangkan ide-ide, saran yang kreatif dan innovatif serta memberikan kebaikan bagi pemerintah dan warga secara umum, tutup Yasser Arafat Ritonga.(Ahmad Effendi Sibarani)

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Petrovich9. Diberdayakan oleh Blogger.