Korban Penipuan Robot Trading di Takut Melapor Ke Polisi.




Tanjungbalai (PKR)

Sebanyak lebih kurang 15.000 member korban Robot Trading berkedok investasi bodong yang mendagangkan mata uang baik biycoin, Sol, BCH, LCT, EOS dan Doge serta lainnya takut membuat laporan ke Kepolisian terdekat. Hal ini dikatakan aktivis LSM Insani, A.Simangunsong kepada wartawan sabtu (21/10).

"Kita heran melihat orang-orang yang menjadi korban penipuan Robot Trading yang melanda Kota Tanjungbalai dan beberapa daerah lain seperti asahan, medan. Mungkin takut diusut atau tidak ada yang mau menjadi saksi, kata Simangunsong.


Sebagai mana pantauan wartawan di grup Whatsapp yang beredar ada sekitar delapan ratusan anggota HiH untuk WA HiH3, dan ada sekitar  seribuan untuk anggota WA HiH2 dan seribu empat ratus anggota di WA HiH1. Sedangkan di grup Telegram ada sekitar lima belas ribu lebih anggota yang terdaftar untuk menunggu signal perdagangan yang kala itu dikirim oleh sistem admin robot trading HiH. Sekarang aplikasi nya sudah tidak bisa diakses lagi.
Dalam pelacakan yang dilakukan wartawan di google bahwa ada dua PT yang menjadi sumber penampung dana member yaitu PT. Anamarta Indah Jaya dan PT. Tri Usaha Berkat. PT.Anamarta Indah Jaya ini tidak jelas bergerak dibilang apa, cuma diduga sebagai penerima an dana hasil transferan dari member ke member yang telah direkomendasikan melalui kode Refael. Sedangkan PT.Tri Usaha Berkat ini dalam penelusuran di google seperti aplikasi Dana atau Obo yang bertugas mentrasfer dana ke member untuk menyakitkan member member baru yang akan masuk dan tidak sempat melakukan WD.


Untuk itu aktivitas A.Simangunsong meminta kepada Mabes Polri cq Tim Cyber Polri untuk mengusut masalah ini sebelum banyak lagi korban penipuan dari orang orang yang mengambil keuntungan, ujarnya. (HA)

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh Petrovich9. Diberdayakan oleh Blogger.